daily-fps.org – Pertemuan antara Astralis dan Natus Vincere (NaVi) di babak perempat final upper bracket IEM Chengdu 2025 menjadi salah satu laga paling intens dan penuh emosi di turnamen senilai $1 juta ini. Dua tim dengan sejarah panjang, dua filosofi berbeda — satu berbasis struktur dan disiplin khas Denmark, satunya lagi dipenuhi kreativitas agresif khas CIS.

Pada akhirnya, Astralis keluar sebagai pemenang 2-1 (16-13 Nuke, 10-16 Mirage, 16-12 Inferno) setelah pertarungan yang menampilkan semua elemen Counter-Strike modern: strategi tajam, eksekusi presisi, dan momen clutch yang mendebarkan.


Pra-Laga & Peta Pertarungan

Sesuai hasil veto:

  1. Astralis removed Dust2

  2. NaVi removed Overpass

  3. Astralis picked Nuke

  4. NaVi picked Mirage

  5. Astralis removed Train

  6. NaVi removed Ancient

  7. Inferno was left over

Best of 3 ini berlangsung LAN offline di Chengdu, disaksikan ribuan penonton lokal yang memadati venue.


Map 1 – Nuke (16-13 Astralis)

Astralis memulai seri dengan pick andalan mereka — Nuke — dan langsung menunjukkan dominasi taktis. Di sisi CT, kombinasi device dan stavn sukses menahan tekanan ramp NaVi. Sementara itu, Magisk memainkan anchor luar biasa di A site dengan beberapa multi-kill vital.

Paruh pertama berakhir 8-7 untuk Astralis. Setelah side switch, NaVi sempat mengejar hingga 13-13 berkat clutch b1t 1v3 yang menegangkan. Namun dua round penutup dari device dengan AWP beruntun memastikan kemenangan pertama Astralis 16-13.

🧠 Stat kunci: device mencatat 28 kill, 1.31 rating HLTV.
🎯 Highlight: b1t – 1v3 clutch menahan plant T – round 19.


Map 2 – Mirage (16-10 NaVi)

NaVi yang memilih Mirage langsung menunjukkan bahwa mereka bukan tanpa taring. Aleksib memimpin dengan tempo cepat dan mid control ketat, sementara b1t mendapat momen terbaiknya – menyapu 4 pemain Astralis di bombsite A pada round 39.

Astralis sempat unggul 6-5, namun NaVi menutup babak pertama 8-7 dan melanjutkan dominasi di T side melalui entry elektronik yang mulus. Map berakhir 16-10 untuk NaVi, menyamakan seri 1-1 dan membawa pertandingan ke Inferno.

🔥 Highlight: b1t – 4 USP-S kill di bombsite A (defense).
⚙️ Stat: b1t 29-17 K/D (1.40 rating), elektronik 19-13.


Map 3 – Inferno (16-12 Astralis)

Map penentuan benar-benar menjadi drama. Astralis memainkan Inferno seperti mereka memainkan catur – setiap smoke, molly, dan utility dipakai dengan disiplin. NaVi memulai kuat di T side dan unggul 7-6, namun pergantian side membalikkan situasi.

Magisk memenangkan 1v2 clutch pada round 14, mengubah momentum total. Dari situ, Astralis menang 7 round beruntun dengan defense B site yang nyaris sempurna dari Staehr dan Buzz. NaVi sempat memaksa OT dengan upaya brilian dari b1t, tetapi device menutup seri dengan AWP kill ganda di banana pada round maupun clutch terakhir (16-12).

🧩 Stat kunci: device – 30 kill, 1.36 rating.
💥 Highlight: Magisk – 1v2 clutch post-plant, Staehr – 1v2 clutch CT hold.


Analisis & Dampak

Astralis menunjukkan bahwa mereka kembali ke bentuk terbaiknya. Struktur dan komunikasi tim terlihat stabil; mereka tidak lagi bergantung pada bakat individual semata, melainkan menjalankan rencana map secara sistematis. Kemenangan atas NaVi di LAN besar membuktikan bahwa Astralis layak disebut kembali ke puncak kompetitif.

NaVi, meskipun kalah, tidak kehilangan gengsi. Performa b1t dan Aleksib menunjukkan bahwa tim ini masih punya potensi besar – hanya saja kekurangan konsistensi di clutch moment akhir. Mereka turun ke lower bracket, namun masih berpeluang bangkit menuju semifinal.


Statistik Singkat

Map Hasil Top Fragger (Astralis) Top Fragger (NaVi) Rating HLTV pemain terbaik
Nuke 16-13 device (28 kills) b1t (25 kills) device – 1.31
Mirage 10-16 stavn (21 kills) b1t (29 kills) b1t – 1.40
Inferno 16-12 Magisk (25 kills) electronic (22 kills) Magisk – 1.28

Reaksi Pasca-Pertandingan

Pelatih Astralis, trace, menyebut kemenangan ini hasil dari perubahan mentalitas tim:

“Kami tidak hanya ingin menang lagi, kami ingin menikmati permainan lagi. Dan hari ini, kami menang dengan cara yang kami sukai.”

Sementara kapten NaVi, Aleksib, mengakui:

“Kami berjuang keras di Inferno, tapi Astralis lebih disiplin. Masih banyak yang bisa kami benahi untuk lower bracket.”

Astralis vs NaVi di IEM Chengdu 2025 bukan sekadar pertandingan, melainkan pengingat akan sejarah rivalitas kedua tim besar Eropa ini. Dengan kemenangan 2-1, Astralis melangkah ke semifinal dan kembali menjadi ancaman nyata di kancah CS2 internasional. NaVi kalah, tetapi tidak tumbang — mereka tetap membawa semangat untuk balas di babak berikutnya.

Di akhir hari, penonton Chengdu menyaksikan bukan hanya duel dua tim elit, tetapi dua filosofi Counter-Strike: presisi vs insting, struktur vs chaos — dan malam itu, presisi menang.